Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Rapor Penanganan Terorisme 2024 dan Tantangan Baru Terorisme 2025

Kabarumat.co – Sepanjang tahun 2024, Indonesia telah melakukan berbagai upaya signifikan dalam penanganan terorisme. Negara melalui Polri, TNI, dan BNPT berhasil menjalankan pencegahan, penindakan, dan kerja sama antar lembaga dan masyarakat.

Rapor Penanganan Terorisme 2024

Langkah demikian dinilai berhasil menurunkan eskalasi radikalisme dan terorisme. Berdasarkan data survei Global Terrorism Index (GTI) tahun 2024, Indonesia tergolong ke dalam negara dengan dampak terorisme menengah (medium impacted) dari 99,7 persen populasi dunia.

Keberhasilan ini karena komitmen bersatunya antar lembaga dan masyarakat dalam memberantas terorisme. Selain itu, karena strategi yang tepat. Pada tahun 2024, penanganan terorisme mengedepankan preventive strike yaitu menggunakan soft approach dan hard approach. Dengan ini dapat menghasilkan zero attack sepanjang tahun 2023 sampai 2024 dengan total 196 tersangka yang diamankan.

Penurunan tren serangan terorisme ini mencerminkan efektivitas program pemerintah dalam penanggulangan terorisme selama 2024. Saya melihat implementasi rencana aksi nasional dari pemerintah untuk penanggulangan terorisme lumayan tertata dari sebelumnya. Data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menunjukkan dari 798 rencana aksi yang direncanakan untuk tahun 2024, sebanyak 337 rencana aksi atau sekitar 42% berasal dari 10 kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kemenko PMK.

Kolaborasi ini berdampak efektif. Secara keseluruhan, penanganan terorisme tahun 2024 menunjukkan kemajuan yang signifikan melalui berbagai inisiatif dan kerja sama yang intensif antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat. Atas kolaborasi ini Indonesia tidak ada serangan terorisme terbuka dari tahun 2023 hingga Agustus 2024. Dari sinilah Indonesia layak berada di posisi low impact pada 2025 nanti.

Tantangan Baru Terorisme 2025

Lalu, bagaimana dengan tahun 2025? Kita tahu, berbagai kelompok teroris telah dibubarkan dan membubarkan diri. Namun sel teroris masih banyak yang bergerilya. Selama 2024, perang terbuka memang tidak ada, tetapi perang media sosial masih banjir konten radikal. Hal ini mengindikasikan bahwa terorisme di Indonesia memasuki babak baru.

Babak baru ini saya menyebutnya sebagai terror media. Jika ini terus berlangsung, maka Indonesia juga menghadapi tantangan baru pada 2025. Adanya terror media ditandai dengan adanya teroris melakukan propaganda dan perekrutan melalui media AI. Sementara dalam pendanaan dan platform terenkripsi untuk komunikasi memanfaatkan cryptocurrency.

Saya melihat, tren ini dipakai teroris untuk memaksimalkan media sekaligus sebagai cara baru dalam berinteraksi dengan lintas generasi, utamanya generasi Z dan milenial. Dengan media sosial, mereka menargetkan generasi muda. Generasi ini dipilih karena terlalu banyak hidup di media tetapi lupa jalan kritisisme.

Tantangan lainnya adalah bakal adanya repatriasi kelompok teroris dari Timur Tengah. Tentu kita belum bisa menganalisis seberapa berbahayanya mereka. Namun, kita bisa mengira, bahwa tidak semuanya mereka liar, tetapi pasti ada juga yang membahayakan. Ingat, JI kemarin membubarkan diri secara lunak tanpa perlawanan atau gejolak apa pun dari bawah. Apakah ini ada kaitannya dengan pemulangan kelompok JI dari Timur Tengah?

Dalam isu repatriasi WNI yang bergabung dengan ISIS, Al-Qaeda, atau JI ini, pemerintah harus menyeleksi ketat dengan melakukan deradikalisasi yang efektif dan intensif. Jika ini diberlakukan secara baik, maka bahaya di atas menjadi longgar dan tak terjadi.

Selain itu, mantan teroris ini juga harus diputus jaringannya dengan kelompok teroris Timur Tengah. Bahkan kalau perlu, mereka juga harus diputus mata rantai aliran dana yang pernah mereka pakai saat pergi ke Timur Tengah. Jika sudah diputus, pemerintah boleh memberdayakan mereka dengan cara memberi santunan dan memulihkan martabat dan identitasnya sebagai manusia biasa. Inilah tantangan baru pada 2025. Namun, kita harus terus berkomitmen bersama untuk melawan terorisme di era modern ini.