Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

PBNU Akan Menyasar Persoalan Radikalisme

PBNU Akan Menyasar Persoalan Radikalisme

Jakarta – Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan persoalan radikalisme menjadi salah satu fokus dalam program kerjanya ke depan.

Selama ini radikalisme hanya mentok dalam perdebatan dalil. Dan parahnya mereka menggunakan dalil tersebut untuk membenarkan tindakan menreka serta untuk menyalahkan kelompok lain yang bertentangan dengan mereka, terutama dalam pilihan politik.

“Ada dimensi yang sangat penting dalam soal ini, yaitu bahwa radikalisme itu soal pilihan politik. Orang memang memilih untuk menjadi radikal sebagai pilihan politik,” ujar Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu, 12 Januari 2022.

Yahya mengatakan radikalisme dapat dilihat dari prespektif pilihan politik. Mayoritas yang memilih jalur radikal ialah individu yang menginginkan dunia kembali ke tatanan khilafah. Tindakan ini menjadi pilihan mereka tentuk dengan beberapa motif. Yang paling kuat mereka termakan dengan imingn-iming khilafah yang mereka janjikan kepada para pengikutnya.

Gus Yahya sapaan akrab Yahya Cholil menegaskan bila radikalisme hanya dibawa dalam perdebatan dalil tidak akan selesai. Sehingga dari itu mereka menggunakan perdebatan dalil ini untuk memebenarkan ideologi mereka.

Pada posisi yang sama, mereka tidak memahami tugas dan tujuan penting agama itusendiri. Secara umum agama mangajarkan untuk tidak saling bermusukan dan tida saling berpecah belah. Namun, jika mereka terus memkasakan keinginnya mendirikan khilafah maka akan banyak koran.

Bisa kita katakan bahwa meraka yang menginginkan khilafah tidak berhitung berapa banyak jiwa yang harus menjadi korban. Ini harus melihat dampak besar apabila mengembalikan dunia ke tatanan khilafah.

“Maka kita harus meruntuhkan peradaban dunia ini sama sekali dengan meminta korban ratusan bahkan miliaran nyawa dari umat manusia. Ini sama sekali tidak bisa kita terima,” tutur dia.

Advertisements