Kabarumat.co – Masyarakat diminta tidak lengah menghadapi penyebaran paham radikal terorisme. Apalagi, saat ini penyebaran paham intoleran itu sudah mengalami metamorfosis atau perubahan. Sehingga sering kali mudah menyusup ke sejumlah lapisan masyarakat.
Pesan tersebut disampaikan Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) sekaligus mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj. “Ada babak baru penyebaran ideologi radikal di Indonesia. Terselubung dan menyusup dengan strategi infiltrasi,” katanya dalam diskusi Waspadai Metamorfosa Gerakan dan Paham Radikal Terorisme di Jakarta kemarin (15/8).
Salah satu bentuk baru dari penyebaran paham radikal terorisme itu tidak lagi tampil dengan tampang garang. Mereka bergerak sembunyi-sembunyi. Kemudian menggunakan berbagai identitas. Baik sebagai politisi, polisi, tentara, pebisnis, pendidik, agamawan, atau profesi lainnya.
Said mencontohkan adanya kelompok polisi cinta sunah. Kemudian juga ada kajian tarbiah di sejumlah kampus negeri umum. “Mereka mengkaji buku yang isinya menyatakan bahwa semua yang datang dari luar Islam masuk kategori jahiliah,” katanya.
Menurutnya ajakan mereka harus diperangi atau dilawan. Bahkan nasionalisme dan Pancasila mereka anggap sebagai jahiliah.
Dari fenomena tersebut, Said berpesan kepada aparat penegak hukum untuk lebih waspada. Harus bisa melakukan deteksi terhadap sel-sel penebar paham intoleransi serta radikal terorisme di tengah-tengah masyarakat. Menurut dia, kelompok radikal suka memanfaatkan majelis taklim dan rumah ibadah. Karena pengawasannya yang longgar serta efektif untuk menyebarkan paham mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Inspektur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Catur Iman Pratigno mengakui bahwa terorisme masih jadi ancaman semua negara. Dia menuturkan, radikalisme dan terorisme merusak tatanan masyarakat. Serta merusak rasa kebangsaan dan keutuhan NKRI.
Dia lantas mengungkapkan hasil kajian atau penelitian dari BNPT. ’’Pada periode 2023 menunjukkan perempuan, anak, dan remaja jadi kelompok terbanyak terpapar radikalisasi,’’ ungkapnya.
Leave a Review