Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Yordania Menjadi Tuan Rumah Pertemuan untuk Dukung Rekonstruksi dan Stabilitas Suriah

Yordania Menjadi Tuan Rumah Pertemuan untuk Dukung Rekonstruksi dan Stabilitas Suriah

Kabarumat.co – Kementerian Luar Negeri Yordania mengonfirmasi bahwa pada hari Minggu (9/3), Yordania menjadi tuan rumah pertemuan yang melibatkan pejabat dari negara-negara tetangga Suriah. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas sejumlah isu penting, termasuk keamanan, rekonstruksi, dan kembalinya pengungsi Suriah secara sukarela. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, seperti menteri luar negeri, menteri pertahanan, kepala staf, dan direktur intelijen dari negara-negara seperti Suriah, Irak, Lebanon, Turki, dan Yordania.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Yordania menegaskan bahwa pertemuan ini difokuskan pada dukungan terhadap upaya rekonstruksi Suriah sebagai langkah untuk menjaga persatuan dan stabilitas negara tersebut. Selain itu, pertemuan ini juga membahas masalah terkait tantangan keamanan regional, seperti penyelundupan narkoba dan senjata lintas batas, serta upaya bersama dalam pemberantasan terorisme yang semakin mengancam kawasan.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menyampaikan seruan yang kuat melalui akun X-nya, mengutuk segala upaya yang dapat memicu kekacauan dan pertikaian di Suriah. Safadi menegaskan, “Kami mengutuk semua upaya, kelompok, dan intervensi asing yang menargetkan keamanan, kedaulatan, dan perdamaian Suriah.” Lebih lanjut, Safadi menyatakan bahwa Yordania mendukung pemerintah Suriah dalam segala tindakan yang diambilnya untuk melindungi stabilitas negara dan keselamatan rakyatnya, serta menjaga hukum dan perdamaian sipil di Suriah.

Di sisi lain, kelompok pemantau hak asasi manusia (HAM) Suriah yang berkantor di Inggris melaporkan adanya peningkatan korban tewas akibat bentrokan sengit yang terjadi selama dua hari antara pasukan keamanan Suriah dan loyalis Presiden Bashar Assad. Insiden tersebut juga mencakup pembunuhan balas dendam yang terjadi setelahnya. Hingga kini, jumlah korban tewas diperkirakan lebih dari 1.000 orang, dengan hampir 750 di antaranya merupakan warga sipil.

Menurut kelompok pemantau tersebut, selain 745 warga sipil yang tewas, sebanyak 125 anggota pasukan keamanan pemerintah dan 148 militan dari kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Assad juga turut menjadi korban. Peristiwa ini menjadi salah satu insiden kekerasan paling mematikan di Suriah dalam lebih dari satu dekade, setelah negara tersebut dilanda perang saudara yang telah berlangsung selama 14 tahun.

Dengan meningkatnya ketegangan dan kekerasan di Suriah, upaya internasional untuk mendukung rekonstruksi dan stabilitas negara tersebut semakin mendesak. Pertemuan yang diselenggarakan di Yordania diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meredakan konflik dan mendorong kembalinya kehidupan yang lebih aman bagi rakyat Suriah.