Jakarta-Putri dari Presiden keempat RI, (alm) Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid membuktikan bahwa kakeknya, Wahid Hasyim waktu menjabat sebagai Menteri Agama terhadap 1945 lalu dulu memastikan Kementerian Agama (Kemenag) diperuntukkan untuk seluruh agama.
Tak ada, sambungnya, ditujukan Kemenag itu dikhususkan untuk agama tertentu maupun organisasi tertentu. Hal itu ia sampaikan waktu mendapat pertanyaan merespons pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menjelaskan Kemenag merupakan hadiah untuk NU.
“Justru Mbah Wahid waktu jadi Menag, beliau yang deklarasikan bahwa Kemenag untuk seluruh umat beragama. Jadi sebetulnya narasinya macam-macam. Ada yang katakan [Kemenag] untuk NU dan umat Islam. Bahwa Kemenag itu hadiah untuk seluruh umat beragama,” kata Yenny di kanal Youtube Karni Ilyas Club, Rabu (27/10) malam.
Yenny menjelaskan bahwa Wahid Hasyim termasuk punyai guna besar di dalam pendirian Kementerian Agama.
Ia kemudian menceritakan histori bahwa terhadap zaman penjajahan Jepang, Wahid Hasyim sempat ditunjuk jadi Kepala Shumubu atau Jawatan Urusan Agama.https://97c65f3a20ba6ff062db32a235c1a917.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-38/html/container.html
Shumubu itu, kata dia, sengaja dibentuk Jepang untuk meredam umat Islam yang jadi warga mayoritas di lokasi Indonesia waktu itu yang tetap di dalam pendudukan Jepang. Shumubu ini yang nantinya jadi cikal bakal berdirinya Kementerian Agama waktu ini.
Meski demikian, Yenny menjelaskan Shumubu justru digunakan Wahid untuk konsolidasi gerakan merebut kemerdekaan bagi Indonesia.
“Jadi kantor Jawatan Agama ini dipakai jadi alat penyebaran informasi soal pergerakan Jepang. Ini mengantar banyak hal. Misalnya saat terlibat di dalam BPUPKI itu alatnya Shumubu ini,” kata dia.
Saat Indonesia merdeka, Yenny menjelaskan terkandung pembicaraan tokoh bangsa perihal penerapan syariat Islam atau tidak di dalam Piagam Jakarta. Pada akhirnya, dirumuskan diksi Ketuhanan Yang Maha Esa disepakati dan jadi sila pertama Pancasila.
Setelah itu, Ia menjelaskan bahwa para tokoh bangsa turut menyepakati urusan keagamaan kudu difasilitasi oleh suatu Kementerian khusus.
“Akhirnya disepakati bahwa urusan-urusan keagamaan kudu difasilitasi oleh kementerian khusus. Dan Mbah Wahid jadi inisiator untuk itu,” kata Yenny.
“Dari sisi sejarahnya Kemenag ada keterlibatannya Mbah Wahid Hasyim,” tambah dia.
Selain itu, Yenny menilai pernyataan Yaqut soal Kemenag merupakan hadiah untuk NU boleh dibicarakan jikalau untuk internal. Meski demikian, pernyataan itu dapat punyai konsekuensi jikalau diucapkan di depan publik.
Karenanya, ia mengimbau kepada pejabat publik untuk berhati-hati di dalam bicara dan mengelola informasi di muka publik. Sebab, seluruh pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat publik pasti punyai konsekuensi tersendiri.
“Kan banyak juga. Misalnya soal akidah agama lain. Boleh enggak kita percaya orang lain sesat? Boleh. Itu terkecuali di ungkapkan di kita-kita sendiri di internal. Gak keluar. Karena begitu dibicarakan di publik ada konsekuensi. Harus hati-hati,” kata dia.
Sebelumnya, Yaqut melontarkan pernyataan yang menyebut bahwa Kemenag merupakan hadiah untuk NU. Ia mengaitkan pernyataannya itu dengan peran tokoh-tokoh NU di dalam mendamaikan tokoh-tokoh bangsa waktu penghapusan tujuh kata Piagam Jakarta.
“Kemenag itu hadiah untuk NU, bukan umat Islam secara umum, tapi tertentu untuk NU. Saya rasa lumrah terkecuali saat ini NU menggunakan banyak kesempatan di Kemenag gara-gara hadiahnya untuk NU,” kata Yaqut.
Pernyataan Yaqut itu kemudian menuai kritik keras dari pelbagai ormas Islam di Indonesia. Yaqut belakangan udah mengklarifikasi ucapannya tersebut bahwa Kemenag milik seluruh agama dan bukan hanya untuk satu ormas saja
Leave a Review