Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan bahwa saat ini terdapat perubahan strategi yang digunakan terorisme. Melalui sharing session pada 18 Februari 2022, BNPT mengungkapkan bahwa teroris mulai menyusupi lembaga-lembaga formal seperti partai politik (parpol) dan organisasi masyarakat (ormas) Islam.
Teroris memanfaatkan demokrasi yang selama ini mereka benci karena merupakan ajaran Barat sebagai upaya untuk dapat menguasai lembaga-lembaga formal dan tentunya lebih leluasa dalam mendekatkan diri ke masyarakat.
Menurut Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris, strategi ini dikabarkan mulai dilakukan para teroris setelah imbauan pimpinan IS yang melarang pendukungnya untuk ke Suriah dan menganjurkan melakukan aksi di negara masing-masing pendukungnya.
Selain itu, pernyataan BNPT juga didasari atas ditangkapnya Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia dan salah satu anggota Partai Ummat oleh Densus 88. Dua orang ini ditangkap karena diduga terafiliasi ke jaringan teroris.
Strategi baru kelompok terorisme ini perlu diwaspadai tidak hanya oleh parpol dan ormas saja. Semua lapisan masyarakat pun juga harus mendukung dan terlibat dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme seperti yang digencarkan BNPT melalui konsep pentahelix. Dok: Fokus Media Indonesia
Leave a Review