Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Menlu Jerman Sebut Permukiman Ilegal Yahudi Persulit Solusi Dua Negara 

Kabarumat.co – Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengkritik kebijakan Israel dalam membangun dan memperluas permukiman ilegalnya di wilayah Tepi Barat yang diduduki. 

Dia mengatakan, hal tersebut membahayakan prospek solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. 

“Pembangunan permukiman adalah ilegal. Hal ini merusak perdamaian abadi serta membahayakan solusi dua negara, dan dengan demikian membahayakan keamanan Israel,” kata Baerbock saat mengunjungi Desa Al-Mazra’ah al-Qibliyah yang dikelilingi beberapa permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, Senin (8/1/2024), dikutip Anadolu Agency. 

Dia menekankan, perdamaian abadi antara Israel dan Palestina hanya dapat dicapai melalui solusi dua negara. Sebab solusi dua negara memungkinkan Israel hidup aman berdampingan dengan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. 

Dalam kunjungannya ke desa Al-Mazra’ah al-Qibliyah, Baerbock turut menyoroti kasus kekerasan pemukim Yahudi ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang angkanya melonjak tajam. 

“Merupakan tanggung jawab pemerintah Israel untuk menerapkan dan menegakkan supremasi hukum ketika ada serangan terhadap orang-orang yang tinggal secara sah di sini,” ucapnya. 

“Rakyat Palestina harus bisa hidup aman, bermartabat, dan bisa menentukan nasib sendiri, di tanah air mereka sendiri,” tambah Baerbock. 

Pemukim Yahudi diam-diam mengalami lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dałam menguasai dan menduduki Tepi Barat. Menurut LSM Peace Now, genosida Israel ternyata tidak hanya membawa kerugian fisik yang berat terhadap warga Palestina, tetapi juga terhadap tanah mereka yang semakin dikuasai Yahudi Israel.

Dilansir dari The New Arab, pada Senin (8/1/2024), LSM Peace Now mencatat sembilan pos permukiman dan 18 jalan baru untuk pemukim sejak pecahnya perang Israel di Gaza. Tepi Barat di bawah pendudukan militer Israel sejak 1967, juga telah melihat peningkatan tajam dalam serangan kekerasan dan insiden terhadap Palestina sejak 7 Oktober 2023.

Serangan pemukim Yahudi ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat telah melonjak ke tingkat tertinggi sejak pecahnya konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. Menurut data otoritas Palestina, pemukim Yahudi ekstremis melakukan 2.410 serangan tahun lalu. 

Setidaknya terdapat 22 warga Palestina gugur dibunuh oleh pemukim Yahudi ekstremis tahun lalu. Sebanyak 10 di antaranya menjadi korban selama tiga bulan terakhir. 

Sejak pecahnya perang di Gaza, pasukan keamanan Israel pun mengintensifkan operasi penangkapan dan penahanan terhadap warga Palestina di Tepi Barat. 

Advertisements