Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

LTN PWNU DKI Jakarta Tangkal Radikalisme di Media Sosial

LTN PWNU DKI Jakarta Tangkal Radikalisme di Media Sosial

Kabarumat.co – Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) atau Lembaga Informasi dan Komunikasi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar kegiatan bertajuk Pelatihan Pencegahan Radikalisme Melalui Media Sosial di kantor PWNU DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu Raya Nomor 112, Jakarta Timur, Ahad (11/8/2024).

Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta, terdiri dari para jurnalis dan konten kreator NU se-DKI Jakarta. Kegiatan tersebut menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Gufron Mubin dan Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta H Husny Mubarok Amir.

Ketua LTN PWNU DKI Jakarta Muhammad Said mengatakan salah satu mencegah radikalisme di media sosial adalah dengan cara melakukan seleksi dan verifikasi informasi yang beredar secara jeli atau tabayun. Sebab, menurutnya, tabayun merupakan perintah Allah sebagaimana tertera dalah Surat Al-Hujurat ayat 6.

“Jika datang orang fasik membawa berita. Tabayyun, verifikasi, dan cari keshohihan sebuah berita,” kata Said dalam sambutannya.

Said juga berharap setelah pelatihan ini, para peserta dapat harus berdiskusi, terutama kepada para peserta yang baru mengikuti kelas jurnalistik dan konten kreator yang diadakan oleh NU Online Jakarta. Para peserta, kata Said, harus konsistem dalam menyiarkan NU melalui media sosial. “Terus menjalin komunikasi dan ikuti program berikutnya,” harap Said.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua PWNU Jakarta H Husny Mubarak Amir dalam materinya mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah upaya penguatan kelembagaan NU. Menurutnya, kader NU tidak boleh kuat secara mandiri tapi juga kuat secara organisasi.

“Pelatihan ini adalah upaya dari pengurus wilayah, bagaimana menguatkan kelembagaan NU. Bukan hanya individu. NU nggak boleh kuat sendiri-sendiri tapi harus kuat bersama-sama” tegas Husny.

Selain itu, Husny juga mengingatkan peserta bahwa mengikuti pelatihan ini diniatkan pengkhidmatan kepada pendiri dan organisasi. Husni juga berpesan untuk selalu berkhidmah di NU dengan maksimal. “Niat (untuk) khidmah. Dan khidmah harus pintar. Khidmah buat muassis dan khidmah buat organisasi. NU tidak butuh kita, tapi kita butuh NU,” tegas Husny.

Sementara itu, Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Gufron Mubin menyatakan bahwa pemahaman keaswajaan sangat penting untuk membentengi seseorang dari pemahaman radikalisme. “Mengapa Aswaja penting, karena aswaja adalah pondasi ideologi, memberikan landasan pemikiran yang moderat,” pungkasnya.