Doktrin Islam radikal disadari atau tidak benar-benar sangat berbahaya terhadap eksistensi manusia. Doktrin ini jelas melumpuhkan otak berpikir jernih sehingga kesimpulan yang diambil pasti keliru dan menyesatkan.
Kekeliruan doktrin Islam radikal dapat dilihat dari spirit yang diperjuangkan. Doktrin ini sedikit pun berlawanan dengan prinsip Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.
Islam yang sesungguhnya adalah ajaran yang bersifat terbuka (inklusif) terhadap segala dimensi, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Dua dimensi ini tidak boleh dipisahkan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang.
Menyeimbangkan kepentingan duniawi dan ukhrawi merupakan sikap yang moderat (wasathiyah). Sikap terpuji inilah yang diajarkan Nabi kepada umatnya. Nabi adalah cerminan yang baik dalam mengaplikasikan prinsip moderasi ini.
Dengan prinsip moderasi, Nabi tidak hanya memfokuskan hidupnya sebatas kepentingan ukhrawi, melainkan pula berinteraksi dengan masyarakat sekitar, sehingga ajaran yang disampaikannya mampu mengetuk dan membukakan hati banyak orang untuk memeluk Islam. Di sini Nabi tidak menggunakan kekerasan sebagai jalan dakwah.
Prinsip moderasi yang dihadirkan Nabi mampu membawa Islam berada di posisi yang membanggakan. Islam mencapai puncak keemasannya pada masa Nabi. Karena, pada masa itu Islam benar-benar masih original atau murni tanpa dicampuri kepentingan lain selain dua kepentingan tadi.
Namun, sesudah Nabi wafat, Islam mulai goyah. Banyak kepentingan pribadi dan politik dilibatkan dalam Islam. Satu-satunya kepentingan politik yang paling berbahaya adalah Islam radikal. Islam garis keras ini mulanya dibangkitkan oleh sekelompok Khawarij yang mengkafirkan Sayyidina Ali beserta pengikutnya.
Sayyidina Ali beserta pengikutnya, bagi kelompok radikalis Khawarij, termasuk kafir karena mereka memutuskan suatu hukum di luar kendali Tuhan. Melihat dari tindakan Khawarij ini jelas ini menggambarkan sikap yang tertutup (eksklusif) dalam melihat suatu kasus dan ini jelas sangat berbahaya.
Bahaya sikap eksklusif adalah merasa paling benar sendiri dan cenderung menyesatkan orang lain. Bahkan, doktrin Islam radikal ini tidak segan-segan menghalalkan darah orang yang diklaim sesat. Padahal, Islam sendiri sangat melarang pembunuhan, karena nyawa manusia itu sangatlah mahal. Sehingga, disebut dalam Al-Qur’an bahwa balasan bagi pembunuh adalah neraka Jahannam.
Tindakan pembunuhan bukanlah sesuatu yang asing dilakukan oleh kelompok radikal. Buktinya, mereka gemar melakukan pengeboman atau bom bunuh diri. Tindakan amoral ini jelas menghilangkan banyak jiwa. Masihkah aksi-aksi pembunuhan atau biasanya disebut dengan terorisme dibenarkan?
Islam radikal sesungguhnya bukanlah Islam. Karena, Islam sejatinya tidak radikal, tapi moderat. Menyandarkan Islam dalam istilah Islam radikal merupakan cara licik yang digunakan kelompok tertentu untuk berlindung di balik instrumen agama agar dakwah sesat mereka mudah diterima. Jauhilah doktrin Islam radikal, karena ia membuat kita celaka.[] Shallallah ala Muhammad.
Leave a Review