Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Densus 88 Kumpulkan Bukti Kasus Radikalisme Khilafatul Muslimin

Densus 88 Kumpulkan Bukti Kasus Radikalisme Khilafatul Muslimin

Jakarta – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sedang mengumpulkan bukti-bukti dugaan tindak pidana terorisme yang berkaitan dengan kelompok Khilafatul Muslimin.

Kepolisian menilai bahwa ormas ini memiliki latar belakang dan juga kedekatan dengan sejumlah organisasi teroris. Polisi menduga mereka berpotensi menimbulkan kejahatan tersebut.

“Kita lihat nanti apakah ini akan mengarah ke tindak pidana terorisme atau tidak, nanti berdasarkan bukti-bukti yang akan kami kumpulkan ini,” kata Kabagbanops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Rabu (1/6).

Aswin menyinggung bahwa kelompok ini sangat berkaitan dengan Negara Islam Indonesia (NII) dan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).

Meski saat ini belum melakukan penegakan hukum, Aswin mengatakan masyarakat perlu mewaspadai gerakan organisasi Khilafatul Muslimin. Pasalnya, kata dia, mereka mengkampanyekan radikalisme yang dapat berujung pada aksi teroris.

Aswin berkaca pada kegiatan konvoi pemotor yang membawa tulisan ‘Kebangkitan Khilafah’ di daerah Cawang, Jakarta Timur pada Minggu (29/5) lalu.

“Jadi kita harus ingatkan ke masyarakat supaya mereka tahu bahwa Khilafatul Muslimin yang mereka kampanyekan atau yang mereka konvoikan itu, sangat dekat dengan terorisme,” tambah dia.

Menurutnya, banyak masyarakat yang tak mengetahui pesan dari organisasi tersebut sebagai bentuk propaganda. Padahal, rekam jejak kelompok ini erat dengan terorisme.

“Kami lagi menyelidiki secara mendalam, intensif lah ya. Kami kumpulkan berbagai informasi tentang peristiwa ini,” jelasnya.

Amir Khilafatul Muslimin DKI Jakarta Abudan menegaskan bahwa pihaknya tak ingin mengganggu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan merebut kekuasaan saat mensyiarkan khilafah di tengah masyarakat.

Mereka pun mengakui kegiatan konvoi tersebut beberapa waktu lalu adalah kelompoknya. Ia mengatakan bahwa hal semacam itu sudah berlangsung sejak 2018 lalu.

Advertisements