Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Serial Pengakuan Mantan NII: Ken Setiawan Mantan Anggota NII yang Kini Mendirikan Pusat Rehabilitasi Kelompok Radikal

Serial Pengakuan Mantan NII (XLIX): Ken Setiawan Mantan Anggota NII yang Kini Mendirikan Pusat Rehabilitasi Kelompok Radikal

Negara Islam Indonesia (NII) termasuk organisasi terlarang di Indonesia. Organisasi teroris ini telah dibubarkan pada 1962 silam. NII memiliki pengaruh yang cukup kuat pada masa itu. Sehingga, tidak sedikit warga negara Indonesia yang bergabung di dalamnya. Salah satunya, Ken Setiawan.

Ken adalah pemuda kelahiran Kebumen 10 September 1979. Ia pernah bergabung menjadi anggota di Negara Islam Indonesia (NII) dan pernah dinobatkan sebagai perekrut terbaik di awal tahun 2000-an.

Ken bergabung dengan NII sekitar tiga tahun lamanya. Ken pun sempat menjadi petinggi kelompok radikal tersebut. Meskipun, pada akhirnya Ken memutuskan berhenti dan keluar dari NII, dan mendirikan NII Crisis Center sebagai pusat rehabilitasi korban jaringan NII maupun organisasi radikal sejenis lainnya.

Ketika bergabung dengan NII, Ken tidak merasa, bahwa orang yang baik ketika bergabung dengan NII bukan malah menjadi lebih baik, tapi menjadi kriminal. Biasanya target rekrut yang dituju adalah orang yang pertama kali pindah ke Ibu Kota hingga kalangan remaja, anak muda mahasiswa yang tengah mencari jati diri.

Setelah bertahun-tahun terpapar paham radikal, Ken memutuskan keluar. Ken mulai sadar bahwa yang ia lakukan telah melenceng dari ajaran Islam yang sebenarnya, karena Islam tidak memerintahkan pemeluknya menjadi teroris.

Keputusan keluar dari NII membuat Ken dianggap murtad bahkan munafik dan pengkhianat oleh kelompok radikal tersebut. Karena, Ken dianggap membocorkan rahasia dan modus-modus yang mereka gunakan.

NII Crisis Center yang didirikan oleh Ken merupakan lembaga deradikalisasi sehingga masyarakat selamat terpapar paham membahayakan tersebut. Di dalam lembaga itu ditekankan, bahwa untuk menghindari kelompok radikal masyarakat hendaknya meningkatkan rasa nasionalisme dan tak menganggap kelompoknya sendiri yang paling benar.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Ken Setiawan yang dimuat di media online Tribunjogja.com

Advertisements