Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Menag Juga Minta Pemuda Katolik Lakukan Moderasi Beragama

Menag Juga Minta Pemuda Katolik Lakukan Moderasi Beragama

Jakarta – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak pemuda Katolik terus menjadi garda terdepan dalam mengawal Moderasi Beragama sebagai program strategis nasional. Hal itu disampaikan Plt Dirjen Bimas Katolik Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono saat mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2021 – 2024.

“Saya berpesan agar Pemuda Katolik ikut serta secara aktif mengawal program Moderasi Beragama sehingga keindahan yang telah tumbuh di atas keberagaman suku, agama, ras, etnis, dan bahasa terus dapat dipupuk dengan sikap dan tindakan moderat yang dilandasi kearifan dan budaya bangsa yang penuh tenggang rasa dan tepo seliro,” kata Menag dalam sambutan yang dibacakan Plt Dirjen Bimas Katolik Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono, dikutip dalam keterangan pers, Selasa (11/1).

Dia berharap melalui internalisasi Moderasi Beragama sepanjang tahun 2021, akan menyempurnakan tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi. Dia juga berharap agar para pemuda dapat menemukan nikmatnya keindahan taman bernama Indonesia.

Pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Katolik kali ini mengusung tema Akselerasi Gerakan Pemuda Katolik Memasuki Tahun Toleransi dan Tantangan Pemulihan Ekonomi Nasional. Hadir dalam pelantikan, Kardinal Ignatius Suharyo, Menteri BUMN Erick Thohir, perwakilan kementerian dan lembaga, tokoh agama Katolik, para senior Pemuda Katolik, pimpinan ormas dan undangan lainnya.

Para pengurus yang dilantik merupakan hasil Kongres Nasional ke-18 Pemuda Katolik tahun 2021. Menurut Plt Dirjen Bimas Katolik, saat ini, masalah utama yang masih menjadi prioritas pemerintah adalah pemulihan ekonomi dan kesehatan akibat pandemi Covid-19.

Dalam kehidupan keagamaan, masih ada tantangan yang dihadapi, meskipun skor Indeks Kerukunan Umat Beragama secara nasional pada 2021 cukup tinggi, yaitu 72,39.

“Kita tidak boleh lengah karena masalah kerukunan tidak bersifat given dan statis tetapi dinamis. Untuk memelihara kerukunan, baik intern maupun antarumat beragama, pemerintah telah menetapkan Moderasi Beragama sebagai program strategis nasional,” tandasnya.

Advertisements