Kabarumat.co – Semua orang tua tentu mengharapkan anak-anaknya dapat tumbuh berkembang dengan baik. Orang tua akan sangat bahagia manakala anaknya memiliki tubuh yang sehat, akal yang cerdas, serta memiliki budi pekerti yang mulia.
Dilansir NU Online, sebagai amanah dari Allah swt, para orang tua berkewajiban untuk menjaga anak-anak mereka, terutama di awal masa pertumbuhannya, agar kelak saat anak sudah dewasa (baligh), memiliki kepribadian yang baik dan taat menjalankan agama.
Dalam Islam, sejak usia dini, orang tua sudah harus mengenalkan kepada anaknya nilai-nilai keislaman. Bahkan pada saat baru dilahirkan, kalimat pertama yang diperdengarkan di telinga bayi adalah kalimat-kalimat tauhid melalui adzan dan iqamah. Ini agar anak tumbuh menjadi baik dan saleh. Dan, salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan adalah lingkungan pergaulannya. Apakah anak bergaul dengan anak-anak yang baik dan saleh, atau justru bergaul dengan anak-anak yang tidak baik dan abai tentang kewajiban agama?
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Artinya: ’’Perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk adalah seperti pembawa (penjual) minyak misik (minyak wangi) dan peniup (tukang pandai) besi. Pembawa minyak misik terkadang mengoleskan minyaknya kepada kamu, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan menemukan bau yang semerbak wangi darinya. Sedangkan tukang pandai besi adakalanya ia membakar pakaian kamu atau pun kamu akan menciumi baunya yang tidak sedap.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Abu Sa’id Al-Khadimi menjelaskan, esensi hadits tersebut adalah larangan untuk berkumpul dengan orang-orang yang dapat membahayakan agama atau dunia kita, serta anjuran untuk berkumpul dengan orang-orang yang dapat membawa manfaat dalam urusan agama dan dunia. (Buriaqah Mahmudiyah, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 2011], juz V, halaman 197).
Lebih lanjut Al-Khadimi menerangkan, dalam penjelasan hadits disebutkan, seorang sahabat yang baik tidak pernah lepas dari tiga hal. Dia akan mengajari apa yang akan menyelamatkan kita, atau kamu akan meminta melakukannya, atau kamu akan meraih keberkahan dari duduk bersamanya, sebagaimana dikatakan, “Duduk dalam perkumpulan ilmu lebih baik daripada begadang sepanjang malam.”
Sedangkan duduk bersama orang-orang yang buruk, tidak akan terlepas dari terjadinya salah satu dari dua hal. Bisa jadi ia akan membakar agama kita atau ia akan menyebarkan reputasi kita dengan kejahatan dan keburukan, sebagaimana dikatakan, “Al-mar’u ‘alaa dini khalilihi”, seseorang sesuai dengan agama temannya. (Al-Khadimi, halaman 198).
Pergaulan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Karena itu, banyak orang tua yang membatasi pergaluan anaknya agar terhindar dari pengaruh buruk dari teman-temannya.
Menurut Al-Ghazali, salah satu tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak adalah dengan menjaga anak dari pergaulan yang dapat memberi pengaruh buruk. Selain melindungi fisik anaknya, orang tua juga berkewajiban melindungi akhlak dan agama anaknya.
Menurutnya, jika anak tumbuh menjadi anak yang baik, maka orang tua dan pendidiknya juga akan mendapatkan pahala. Begitu pula sebaliknya. Jika anak tumbuh menjadi anak yang buruk akhlak dan agamanya, maka orang tua dan pendidik juga ikut menanggung dosanya.
Agar anak tumbuh menjadi orang yang baik, orang tua harus membatasi pergaulan anaknya dari teman-teman yang buruk, dan juga dari teman teman yang memiliki gaya hidup hedonisme dengan bermewah-mewahan dan mencari kesenangan dunia.
Al-Ghazali mengatakan:
وَصِيَانَتُهُ بِأَنْ يُؤَدِّبَهُ وَيُهَذِّبَهُ وَيُعَلِّمَهُ مَحَاسِنَ الْأَخْلَاقِ وَيَحْفَظَهُ مِنَ الْقُرَنَاءِ السُّوْءِ … وَيَحْفَظُ الصَّبِيَّ عَنِ الصِّبْيَانِ الَّذِيْنَ عَوَّدُوْا التَّنَعُّمَ وَالرَّفَاهِيَّةَ وَلُبْسَ الثِّيَابِ الْفَاخِرَةِ وَعَنْ مُخَالَطَةِ كُلِّ مَنْ يُسْمِعُهُ مَا يُرَغِّبُهُ فِيْهِ فَإِنَّ الصَّبِيَّ مَهْمَا أُهْمِلَ فِي ابْتِدَاءِ نُشُوْئِهِ خَرَجَ فِي الْأَغْلَبِ رَدِيْءَ الْأَخْلَاقِ
Artinya: “Menjaga anak adalah dengan mendisiplinkannya, mendidiknya, mengajarinya akhlak yang baik, dan melindunginya dari teman yang buruk…dan melindungi anak dari anak-anak yang terbiasa dengan kenikmatan, kemewahan, dan memakai pakaian mewah, serta dari pergaulan dengan siapa pun yang memperdengarkannya hal-hal yang dapat membuat anak suka dengan kemewahan. Karena jika anak terabaikan di awal masa pertumbuhannya, kemungkinan besar dia akan tumbuh menjadi orang dengan moral yang buruk.” (Ihya’ Ulumiddin, [Beirut: Darul Fikr, 2018], juz III, halaman 77).
Pada akhir kesimpulannya, Al-Ghazali mengatakan:
وَبِالْجُمْلَةِ يُقَبَّحُ إِلَى الصِّبْيَانِ حُبُّ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ …وَيُمْنَعُ مِنْ لَغْوِ الْكَلَامِ وَفُحْشِهِ وَمِنَ اللَّعْنِ وَالسَّبِّ وَمِنْ مُخَالَطَةِ مَنْ يَجْرِي عَلَى لِسَانِهِ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ فَإِنَّ ذَلِكَ يَسْرِي لَا مَحَالَةَ مِنَ الْقُرَنَاءِ السُّوْءِ وَأَصْلُ تَأْدِيْبِ الصِّبْيَانِ الْحِفْظُ مِنْ قُرَنَاءِ السُّوْءِ
Artinya: “Singkatnya, anak-anak diajarkan buruknya menyukai emas dan perak … dan mereka harus dicegah dari ucapan-ucapan yang sia-sia dan tidak senonoh, dari laknat dan makian, dan dari pergaulan dengan orang yang buruk lisannya, sebab hal ini pasti terpengaruh dari teman yang buruk, dan dasar dari mendisiplinkan anak adalah melindungi dari teman yang buruk.” (Ihya’ Ulumiddin, halaman 78)
Demikian penjelasan ulama tentang kewajiban orang tua untuk membatasi pergaulan anak, terutama pada masa pertumbuhannya. Ini menjadi sangat penting karena karakter anak akan terbentuk berdasarkan pengaruh pergaulannya. Wallahu a’lam.
Oleh Muhammad Zainul Millah (Pesantren Fathul Ulum Wonodadi, Blitar, Jawa Timur).
Kenali Kami Lebih Dekat
Assalamu Alaikum Akhi Ukhti!! Selamat datang di Kabar Umat
Kami hadir setiap saat untuk menyampaikan berita terpercaya serta wawasan keislaman, keindonesiaan dan kebudayaan hanya buat Akhi Ukhti. Bantu sukseskan Visi kami satukan umat kuatkan masyarakat dengan cara share konten kami kepada teman-teman terdekat Akhi Ukhti !