Bogor-Sejumlah Kyai dan Nyai Muda Pesantren se-Indonesia menggelar talkshow virtual bertajuk “Moderasi Beragama [Bukan] Plat Merah”, Sabtu (4/12). Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian Pra Muktamar Pemikiran Kyai dan Nyai Muda Pesantren pertengahan Desember nanti.
Tema ini diangkat untuk menekankan kembali, bahwa moderasi beragama sudah lama diaplikasikan oleh kalangan Muslim Indonesia. Kemudian pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) hanya sebagai pemantik saja untuk merevitalisasi moderasi beragama yang sebelumnya sudah mentradisi.
Penjelasan di atas disampaikan oleh Muhammad Adlin Sila, selaku perwakilan dari Kemenag yang akan mendampingi terselenggaranya Muktamar Pemikiran Kyai dan Nyai Muda Pesantren nanti.
Pihaknya menegaskan, “Program moderasi beragama dari pemerintah tidak menawarkan sesuatu yang baru. Pemerintah hanya sebagai pemantik. Kami membesarkan umat Islam moderat agar lebih banyak berbicara tentang perdamaian dan sebagainya” kata Adlin.
Selama ini, Kemenag telah hadir berkampanye tentang moderasi beragama, selanjutnya masyarakat mampu menjalankannya. Masyarakat yang juga turut melakukan kampanye moderasi beragama memiliki sumbangsih yang besar dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme. Tema ini secara lebih rinci akan dibahas dalam pertemuan Muktamar Pemikiran Kyai dan Nyai Muda Pesantren yang akan dilaksanakan pada 13-15 Desember di Bogor.
“Kami sadar bahwa mainstreaming moderasi beragama hanya dari Kementerian Agama. Tetapi kami punya harapan bahwa moderasi beragama akan dilakukan oleh masyarakat sipil.” ucap Adlin.
Talkshow ini menjadi menarik karena dihadiri oleh beberapa narasumber yang berbicara dengan keahliannya masing-masing. Diantaranya Hatim Gazali (Direktur Humaniush Institute), Maria Fauzi (Chief neswa.id), Amin Mudzakkir (Peneliti BRIN), serta KH. Wahfiudin (PP MUI).
Leave a Review