Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Kaum Muda Mesti Berpikir Kritis Atasi Radikalisme dan Terorisme

Kaum Muda Mesti Berpikir Kritis Atasi Radikalisme dan Terorisme

Jakarta – Generasi muda didorong memiliki pola pikir kritis agar terhindar dari pengaruh propaganda radikalisme dan terorisme. Dorongan ini datang dari Deputi Bidang Kerja Sama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Andhika Chrisnayudhanto, di Jakarta, Jumat (14/1).

“BNPT mendorong adanya suatucritical thinkingatau pola pikir kritis yang berbasis pendidikan. Hal ini akan membuat resistensi anak muda dari godaan propaganda radikalisme dan terorisme,”.

Andhika Chrisnayudhanto

Dia mengemukakan itu saat menjadi narasumber webinarRefleksi Kekerasan Ekstremisme 2021.” Pola pikir kritis itu, kata Andhika, makin bernilai penting untuk dimiliki generasi muda. Sebab kebanyakan dari mereka pengguna internet, sehingga lebih rentan dipengaruhi propaganda radikalisme dan terorisme.

Berdasarkan survei BNPT di 32 provinsi akhir tahun 2020, Andhika, yang banyak terpengaruh propaganda radikalisme dan terorisme adalah pengguna internet dalam kehidupan sehari-hari seperti anak muda. Meskipun pada survei tersebut, diketahui pula bahwa potensi radikalisme dan terorisme menurun, generasi muda masih kerap menjadi kelompok rentan yang mudah dipengaruhi propaganda radikalisme serta terorisme.

“Maka, pola pikir kritis generasi muda akan menghindarkan mereka dari pengaruh propaganda terorisme dan radikalisme yang bermunculan dalam berbagai bentuk, terutama konten-konten implisit di media sosial,” tandas Andhika. Melalui pola pikir kritis, Andhika pun mengimbau generasi muda membiasakan diri saring sebelum sharing.

Tindakan tersebut untuk memastikan terlebih dulu kebenaran informasi yang diterima di media sosial agar tidak memuat unsur hoaks, bahkan bermuatan radikalisme dan terorisme, sebelum membagikan. “Saring sebelumsharing. Initaglineyang dihadirkan BNPT untuk meningkatkan literasi digital,” tutur Andhika.

Jangan hanya membaca literatur di dunia digital. Pelajari juga isu secara mendalam, sehingga tidak mudah terpengaruh konten hoaks, radikalisme, ataupun terorisme.

Sementara itu, aparat akhirnya menangkap seorang pria berinisial FH yang melakukan tindakan intoleran dengan menendang sesajen di lokasi bencana Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang. Dia ditangkap di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (13/1) malam.

Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes PolYuliyanto mengatakan, seseorang ditangkap karena dilaporkan membuang sesajen di wilayah Gunung Semeru. “Yang bersangkutan diamankan di jalan, wilayah Kecamatan Banguntapan,” kata Yuliyanto.

Saat ditangkap pelaku tidak melawan. Penangkapan di-back uptim Polda DIY pimpinan Direktur Ditreskrimum Polda DIY Kombes Pol.Ade Ary Syam Indradi. Bersama dengan personel Polda JawaTimur, polisi kemudian membawa FH ke Polsek Banguntapan untuk diinterogasi awal.

“Setelah diinterogasi awal di Polsek Banguntapan, pria tersebut dibawa ke Polda Jatim,” tutur Yuliyanto. Dalam video yang viral, FH mengenakan rompi hitam memaki sesajen di kawasan Gunung Semeru. Dia lalu membuang dan menendang sajen tersebut.

Advertisements