DALAM bahasa politik, fitnah mengalami persesuain kata dengan “kampanye hitam”. Tahukah kita, bahwa fitnah yang dibungkus dalam kampanye hitam tersebut adalah hal ihwal yang sangat dibenci dan dikutuk Allah. Adalah Allah janjikan neraka bagi tukang fitnah. Jangan sampai terjadi hanya karena merebut kekuasaan dalam hingar bingar kepentingan, kita sampai rela ‘menzdalimi diri sendiri dengan melakukan fitnah dalam zona menghalalkan berbagai cara.
Sungguh luar biasa kekejaman fitnah menzalimi pasangan Capres kita, baik Prabowo-Hatta maupun pasangan H Joko Widodo dan H Jusuf Kalla. Fitnah yang dihadapkan pada dua pasang capres kita ini, seakan-akan tak termakan lagi oleh kata-kata. Ada kekhawatiran kita, bilamana hanya ulah kepentingan politik maka orang-orang haus kekuasaan, senantiasa membudayakan budaya fitnah di bumi Indonesia, niscaya bumi kita tak lagi menjadi bumi yang diridhoi oleh yang Maha Kuasa, namun menjadi “tanah air” yang dikutuk olehNya dengan mendatangkan berbagai bencana.
Dan bagaimanapun juga, salah satu dari pasangan tersebut dapat dipastikan akan menjadi pemimpin atau presiden di republik yang sangat kita cintai ini.
Dalam berdemokrasi cerdas dan bersih, mari kita hentikan kampanye hitam atau kampanye negatif alias fitnah.
Apapun alasannya, fitnah itu berunsur negatif yang tak akan pernah melahirkan dan mendatangkan unsur positif, yang tak akan pernah menibakan kebaikan. Jikapun, sebuah kekuasaan diraih dengan cara melancarkan fitnah dan menyebarkan kebencian yang berlebihan, maka janji Allah adalah sebuah azab yang tak terkira. Dan percayalah, segala apa-apa yang didapatkan di atas tumpukan fitnah, maka lambat laun ia akan rapuh dan menjadi sampah yang busuk…
Fitnah itu apa? Yaitu menyiarkan sesuatu berita tanpa dasar kebenaran, dengan tujuan untuk mencemarkan nama baik seseorang guna meraih tujuan atau sebuah cita-cita.
Niscaya, perbuatan yang tercela seperti ini dilarang oleh Allah S.W.T. dan orang yang membuat fitnah itu akan ditimpa azab yang amat pedih. Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang sangat pedih”. (Q.S. al-Buruj: 10)
Sebegitu kuat janji Allah terhadap tukang fitnah. Apapun dan bagaimanapun alasannya, Allah menjanjikan neraka bagi tukang fitnah. Untuk itu Allah mengingatkan manusia: “Wahai orang yang beriman! Jauhilah dari kebanyakan sangkaan, karena sesungguhnya sebagian daripada sangkaan itu adalah dosa, dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang, dan janganlah kamu mengumpat setengah yang lain. Adakah seseorang kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu patuhilah larangan tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha penerima taubat dan Maha penyayang.” (Q.S. al-Hujurat: 12)
Sesungguhnya, tukang fitnah wajib kita perangi bersama sebagaimana diingatkan Allah kepada kita semua :“Perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah dan agama itu hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (memusuhi kamu), maka tidak ada lagi permusuhan, kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (Q.S. al-Baqarah: 193)
Niscaya, ketika seorang tukang fitnah mati, lalu diminta pertanggungjawabannya oleh Yang Maha Kuasa atas dosa fitnahnya, lalu dijawabn dengan alasan: “ Ya Allah, itu hanya demi politik dan kekuasaan”, niscaya cambuk dan azab akan lekat ke jiwa dan raga si tukang fitnah. Mengapa? Karena Tuhan tak akan pernah menerima alasan begitu. Atas nama apapun juga; fitnah tetap fitnah!
Mengapa kita tak pernah menyadari bahwa fitnah itu lebih besar dosanya daripada membunuh. Allah S.W.T. berfirman yang maksudnya: “Berbuat fitnah lebih besar dosanya daripada membunuh. (Q.S. al-Baqarah: 217)
Keserakahan, kerakusan, ketamakan, menjadi motivasi bagi segelintir manusia melakukan tindakan fitnah. Sebab dan akibat dari fitnah akan mengakibatkan korban yang sungguh dahsyat. Bukan saja nama orang yang difitnah itu mendapat aib, tetapifitnah dapat menghancurkan suatu bangsa karena anak bangsanya bercerai berai terhasut senjata fitnah.
Akibat fitnah tiga orang Khalifah Islam menjadi korban, seperti terbunuhnya Khalifah Umar ibnu Khattab R.A., terbunuhnya Khalifah Othman bin Affan R.A., terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib R.A.Tukang bunuhnya adalah manusia-manusia yang gila akan kekuasaan.
Allah S.W.T. berfirman yang maksudnya: “Wahai orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa berita, maka selidikilah (untuk menentukan kebenarannya) supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menyebabkan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.” (Q.S. al-Hujurat: 6
Allah S.W.T. berfirman yang maksudnya: “Muhammad Rasulallah dan orang yang bersama dengannya, bersifat keras dan tegas terhadap orang kafir yang (memusuhi Islam), dan bersifat kasih sayang dan belas kasihan sesama sendiri (ummat Islam).”(Q.S. al-Fath: 29).
Mengapa hanya gara-gara politik dan kekuasaan kita harus saling bermusuhan? Mengapa? Mengapa hanya karena kepentingan sesaat kita sampai hati menjelek-jelekan saudara sendiri. Memberi gelar yang menyakitkan, menghina batang tubuh dengan sebutan, kurus, kerempeng, jelek dan lain sebagainya adalah dosa besar di mata Allah. Ayo, marti kita bertaubat!
Allah S.W.T. mengingatkan ummat Islam dalam firmannya yang bermaksud: “Wahai orang-orang beriman! Janganlah kaum lelaki menghinakan kaum lelaki yang lain, karena boleh jadi yang dihinakan itu lebih baik daripada orang yang menghina. Dan janganlah kaum wanita menghina wanita yang lain, boleh jadi yang dihina itu lebih baik daripada yang menghina. Janganlah setengah kamu menyatakan keaiban setengah yang lain. Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelaran yang buruk (yang tidak baik). Seburuk-buruk nama ialah fasik setelah beriman. Sesiapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang yang zalim.” (Q.S. al-Hujurat: 11)
Kita lupa, bahwa sesama muslim kita adalah saudara!
Allah S.W.T. mengingatkan kita, sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara sebagaimana firmanNya yang bermaksud: “Sesungguhnya orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikan antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu, bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu beroleh rahmat.” (Q.S. al-Hujurat: 10)
Tidakkah kita tahu bahwa sedkah yang amat disenangi Allah adalah mendamaikan manusia yang saling bermusuhan, bukan sebaliknya. Tuhan paling benci pada manusia tukang hasut untuk berlomba-lomba saling menyebarkan permusuhan dan kebencian. Tuhan suka pada manusia yang gemar memberi kedamaian dan kenyamanan dalam kehidupan orang banyak.
Dari Abi Ayyub ia berkata, Rasulallah S.A.W. bersabda: “Wahai Abi Ayyub, mahukah kamu kuberitahukan sesuatu sedekah yang amat disenangi oleh Allah dan RasulNya? Abi Ayyub menjawab, mau ya Rasulallah. Lalu Rasulallah S.A.W. bersabda lagi: “Mendamaikan manusia yang saling bermusuhan dan saling memarahi.” (H.R.al-Tabrani.
Adalah azab yang besar bagi manusia yang doyan berselisih paham dengan mendatangkan bala atau petaka di tengah kehidupan kita.
Allah S.W.T. telah mengingatkan kita umat Islam, sebagaimana firmanNya yang bermaksud: “Janganlah kamu serupa dengan orang yang telah berpecah belah dan berselisih paham, sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata dan mereka akan memperoleh azab yang besar.” (Q.S. Ali-‘Imran: 105).
Leave a Review