Musuh terbesar Indonesia sekarang adalah radikalisme. Paham ini jelas berbahaya terhadap eksistensi dan stabilitas negeri ini. Paling tidak bangsa suatu negeri akan berselisih satu sama lain.
Radikalisme yang menyerang Negara Indonesia didesain dalam bentuk organisasi yang beraneka ragam. Meski, ideologinya sama: radikalisme. Dan, misinya pun serupa: mengganti sistem Demokrasi dan ideologi Pancasila.
Ada banyak pengusung radikalisme di Indonesia. Satu di antara mereka adalah Abdul Qadir Hasan Baraja. Baraja mulanya bergabung dengan organisasi radikal Negara Islam Indonesia (disingkat NII atau juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI yang artinya adalah “Rumah Islam”).
Baraja pernah mendirikan pesantren bersama Abu Bakar Ba’asyir. Nama pesantrennya, Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki. Pada tahun 2000 Baraja juga ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).
Keterlibatannya dengan organisasi radikal-teroris, Baraja punya jejak kriminal terkait kasus terorisme. Baraja pernah dua kali dipenjara terkait kasus tersebut. Di antaranya, Pertama pada Januari 1979 Baraja ikut terlibat dalam Teror Warman, sehingga dia ditahan selama tiga tahun. Kedua, Baraja pernah ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, karena dia terlibat dalam kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985.
Rekam jejak Baraja bergabung dengan NII dan terlibat dalam aksi-aksi terorisme tidak mengantarkannya menempuh pertobatan nashuha. Baraja hijrah dari radikalisme menujukan radikalisme yang baru. Baraja mendirikan organisasi yang memiliki ideologi yang sama dengan NII dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yaitu Khilafatul Muslimin (KM).
Kesamaan KM dengan NII dan HTI terlihat dari ideologi yang usung. KM mendukung tegaknya Khilafah sebagai sistem suatu negara. Ini persis dengan ideologi HTI. Bahkan, KM juga mengampanyekan berdirinya Negara Islam di Indonesia dan ini persis dengan ideologi NII, organisasi di mana Baraja tempa dulu.
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa ideologi yang usung KM jelas dipengaruhi organisasi teroris internasional Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). KM yang didirikan Baraja telah berafiliasi dengan ISIS. Bahkan, ia telah berbaiat kepada organisasi ini.
Lebih lanjut, Baraja juga terlibat dalam organisasi teroris Al-Qaeda karena dia pernah dimuat dalam laporan International Crisis Group (ICG) berjudul ‘Al Qaeda in Southeast Asia: The Case of The Ngruki Networks in Indonesia’ yang terbit pada 2002.
Akibat keterlibatannya dengan jaringan teroris dan pengusung Khilafah, Baraja pernah melakukan aksi-aksi terorisme pemboman Candi Borobudur terjadi pada 21 Januari 1985. Sembilan stupa yang baru direstorasi rusak. Kemudian, Baraja ditangkap bersama enam orang lainnya terkait kasus itu. Sungguh sangat berbahaya sosok Baraja ini![] Shallallah ala Muhammad.
*Tulisan ini diolah dari banyak sumber. Di antaranya, media online Detik.com
Leave a Review