Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani punya cara jitu menghadapi paham radikalisme di daerahnya. Tidak seperti biasanya, pencegahannya dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi.
Menurutnya, kesejahteraan yang meningkat di suatu daerah dapat menaikkan taraf pendidikan penduduknya. Sehingga, kata dia, tidak mudah terombang-ambing oleh paham radikal.
“Kami meluncurkan program UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Naik Kelas, warung naik kelas dan berbagai pelatihan sampai bantuan modal untuk menstimulus kesejateraan masyarakat,” ujar Ipuk dalam diskusi yang diinisiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kemarin, dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jumat, 21 Januari 2022.
Dalam kesempatan sama, Ipuk mengungkapkan cara lain yang digunakannya mencegah radikalisme. Ia akan menjaga toleransi di tengah ragam perbedaan di Banyuwangi.
“Banyuwangi ini merupakan daerah dengan aneka ragam suku, agama dan budaya. Untuk itu, perlu dirajut harmoni antar semua elemen tersebut. Untuk itu, kami terus menjalin komunikasi yang intens dengan semua pihak tersebut,” tuturnya.
Ipuk mengatakan, Banyuwangi yang terdiri dari beragam perbedaan tumbuh dari sikap saling toleransi penduduknya. Toleransi yang erat tersebut menjadi penangkal bentuk penyimpangan sosial. Termasuk gejala radikalisme dan terorisme.
“Jika terjalin harmoni yang cukup baik, tentu akan mudah terdeteksi jika terjadi penyimpangan di tengah masyarakat. Seperti halnya gejala radikal atau teror sekalipun,” ujar Ipuk.
Selain Ipuk, diskusi bertemakan ‘Menangkal radikalisme dan terorisme’ ini juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo dan Kepala BNPT Komjen (Pol) Boy Rafli Amar.
Acara itu menekankan paham radikalisme tidak bisa dihadapi secara parsial, tapi harus dilakukan dengan gotong royong. Bukan semata menjadi tugas satu instansi tertentu. Namun, upayanya juga melibatkan semua pihak.
Leave a Review