Jenis pendidikan di Indonesia sangatlah banyak. Mereka ada yang berbentuk pesantren, sekolah swasta/negeri, atau perguruan tinggi. Sistemnya dan kurikulumnya bisa bermacam-macam. Bisa Makai kurikulum sendiri (atas izin negara), bisa juga ikut dari Kemenag atau Kemdikbud.
Namun kurikulum dan masa waktu belajar ditentukan dengan sangat detail. Singkron dengan target dan hasil yang dicapai. Bukan sesuatu yang mengada-ngada bahkan centang peranang.
Pendidikan ini bisa berafiliasi dengan negara dan ormas keagamaan. Dengan catatan, ormas-ormas tersebut berada dalam iklim yang moderat dan satu poros dengan negara. Artinya, AD/Artnya dan ajarannya adalah demi keumatan dan kebangsaan. Tidak bertentangan dengan ideologi, kebhinekaan, Pancasila, dan cita-cita bangsa-negara Indonesia.
Pendidikan yang Membenci Keindonesiaan
Namun sayangnya, kita menemui pendidikan yang lain. Lain daripada yang lain. Dialah pendidikan yang berada di bawah naungan organisasi Khilafatul Muslimin, sebuah organisasi yang dinyatakan radikal-ekstrem.
Pendidikan-pendidikan ini sistemnya dari mata pelajarannya saja, jauh berbeda dengan sekolah umum yang lain. Jika sekolah yang lain masih diajarkan tentang nasionalisme, keindonesiaan, pendidikan Khilafatul Muslimin mengajarkan hal yang sebaliknya.
Pendidikan Khilafatul Muslimin memiliki sistem pendidikan yang bertujuan untuk melakukan pengkaderan menjadi pengikut organisasi masyarakat (ormas) yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila. Karena bagi mereka, Pancasila adalah toghut. Yang baik adalah khilafah.
Materi pendidikan yang mereka ajarkan kepada murid dan mahasiswa Khilafatul Muslim adalah menganggap bahwa bangsa ini adalah thogut. Thogut sendiri adalah nama lain dari kata sesat, di mana pelakunya dipengaruhi oleh ajaran-ajaran setan atau iblis. “Di luar khilafah katanya adalah thogut, atau setan, iblis”. Semua pendidikan Khilafatul Muslimin yang diajarkan untuk anti Pancasila dan keindonesiaan.
Sementara itu, pendidikan Khilafatul Muslimin tidak memakai standar sekolah pada umumnya. Bayangkan untuk waktu tenggat sekolah dasar (SD) waktunya tiga tahun, dan dua tahun untuk tingkat SMP serta SMA. Bahkan, pada tingkat perguruan tinggi, organisasi ini hanya menerapkan masa pembelajaran selama dua tahun. Nantinya, mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi ini mendapat gelar SKH: Sarjana Kekhalifahan Islam.
Sarjana Kekhalifahan Islam?
Sarjana apa yang bakal mereka diterima dengan hanya belajar dalam kurun waktu yang sangat terbatas dan singkat. Dan bagaimana bisa membentuk siswa, serta seperti apa keberadaan daripada sarjana kekhalifahan Islam? Sampai saat ini, kita masih tahu apa itu sarjana sarjana kekhalifahan Islam. Apakah mereka yang terdidik dan dididik dengan doktrin kekhalifahan saja, atau ada yang lain.
Sementara, para pengamat melihat, ternyata pendidikan Khilafatul Muslimin itu hanyalah sekadar alat untuk menyebarkan ideologi khilafah untuk menandingi Pancasila. Jadi yayasan pendidikan yang mereka kelola, dengan mengusung nama lulusannya bergelar Sarjana Kekhalifahan Islam, hanyalah modus. Modus untuk mengibuli umat dan negara.
Otak di balik yayasan ini jelas dari petinggi Khilafatul Muslimin dan sudah memiliki strategi yang jitu. Maksudnya, dengan mendirikan yayasan berkedok sekolah, mereka bisa menarik infak atau sumbangan uang dari anak-anak anggotanya, atau dari anak di luar anggota Khilafatul Muslimin, serta dari pemerintah. Sumbangan ini perlu begi mereka, untuk operasional Khilafatul Muslimin sendiri. Bahkan, dari catatan Kombes Hengki mengatakan, dari semua ini warga Khilafatul Muslimin mulai dari tingkat paling bawah wajib memberikan infak sodaqoh per hari Rp 1000. Artinya, semua kegiatan sekolah dan ormas, itu didanai oleh warga. Para petingginya untung, tapi warganya buntung.
Jika ditanya bahwa sarjana Kekhalifahan Islam, itu sarjana cap apa? Kita tidak tahu. Yang jelas, dari berdirinya pendidikan yayasan Khilafatul Muslimin itu adalah bentuk strategi dalam pengkaderan siswa-siswinya untuk menjadi penerus yang mengusung bendera khilafah. Selain itu pendidikan ini dibuat tidak ada lain selain untuk penguatan lumbung ekonomi mereka. Artinya, Sarjana Kekhalifahan Islam itu sarjana kader Khilafatul Muslimin, yang hanya ngerti tentang khilafah. Dan membenci Pancasila. Apa nggak bahaya tuh?
Leave a Review