Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

MPR RI Dorong KUPI II Tingkatkan Keterlibatan Perempuan di Ruang Publik

MPR RI Dorong KUPI II Tingkatkan Keterlibatan Perempuan di Ruang Publik

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mendorong Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II menguatkan peningkatan partisipasi perempuan di ruang publik. Karena perempuan memiliki peran besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan bersatu.

“Perempuan di dalam keluarga jelas memiliki peran sentral, tetapi mengapa kekuatan alami itu belum berhasil dibawa ke sektor formal. Kita perlu mendorong perempuan masuk dalam sistem dalam proses pembangunan bangsa,” kata Lestari saat membuka acara Temu Tokoh Nasional MPR RI bertema Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Memperkuat Kebangsaan di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari, Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis, 24 November 2022.

Acata temu tokoh yang berlangsung di sela penyelenggaraan KUPI II ini turut dihadiri oleh Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A. (Rektor UIN Jakarta), Dr (H.C) KH. Lukman Hakim Saifuddin, (Menteri Agama 2014-2019), KH. Nuruddin Amin (Wakil Ketua DPRD Kab. Jepara) dan Dr. Suyoto, M.Si, (Bupati Bojonegoro 2008-2018).

Saat ini, ujar Lestari, banyak permasalahan bangsa yang harus dihadapi. Melalui pelaksanaan KUPI II, para perempuan diharapkan ikut aktif mempengaruhi kebijakan dalam upaya menjawab berbagai tantangan bangsa.

Menurut Rerie—sapaan akrab Lestari, KUPI adalah salah satu kekuatan yang luar biasa. Apa pun partai dan golongannya, para perempuan harus mendapat kesempatan seluas-luasnya.

Pada kesempatan itu, Rerie juga mengingatkan para hadirin tentang pentingnya empat pilar kebangsaan seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam keseharian. Keempat konsensus kebangsaan itu, harus menjadi nafas setiap anak bangsa, termasuk para anggota KUPI, dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rerie berharap para anggota KUPI dapat berperan dalam mengisi pembangunan dan mampu menjadi agen pemersatu bangsa. Apalagi, ujarnya, tantangan global seperti resesi ekonomi dan pemikiran-pemikiran besar yang mendorong gerakan ekstrim kiri mau pun kanan berpotensi mengancam bangsa.

“Kita harus bersatu untuk menangkal para anasir yang membawa berbagai ancaman tersebut ke tanah air. Saya yakin para anggota KUPI mampu mendidik anak bangsa untuk mewujudkan bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dan bersatu,” kata dia. (*)

Advertisements
Ahmad Fairozi
Magister Sejarah Peradaban Islam, Universitar Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta.