Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Larangan Ghibah dalam Islam Beserta Haditsnya

Larangan Ghibah dalam Islam Beserta Haditsnya

Kabarumat.co – Perilaku ghibah adalah perbuatan tercela yang dilarang keras oleh agama Islam. Membicarakan kejelekan dan keburukan orang lain disebut ghibah atau menggunjing. Mengutip dari buku “Jurnalistik Islam” oleh Anton Ramdan, Islam sangat melarang ghibah yaitu menggunjingkan keburukan atau aib orang lain.

Pengertian aib sendiri merujuk kepada perbuatan, tingkah laku, cacat fisik, dan lain sebagainya. Maka dari itu, perilaku ghibah ini menjatuhkan harga diri dan martabat seseorang yang digunjingkan, padahal menjaga martabat muslim lainnya merupakan satu kewajiban.

Larangan tentang ghibah ini juga tertuang jelas dalam Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 12 yang berbunyi sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

Sebagaimana yang tertulis pada ayat tersebut, larangan ghibah terlihat jelas pada kalimat “Janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain”. Lebih lanjut dijelaskan, ghibah ibarat memakan daging saudara sendiri yang telah mati.

Pengertian ghibah juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW pada salah satu hadits yang diriwayatkan Abu Daud:

Dari abu Hurairah berkata. “Rasulullah pernah mendapat pertanyaan, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah?” Rasulullah menjawab: “Engkau menyebut tentang saudaramu yang tidak ia sukai.” Rasulullah ditanya lagi, “Bagaimana pendapatmu jika apa yang ada pada saudaraku sesuai dengan yang aku katakan?” Rasulullah menjawab: “Jika apa yang engkau katakan itu memang benar benar ada maka engkau telah berbuat ghibah, namun jika tidak maka engkau telah berbuat fitnah.” (HR. Abu Daud 4231)

Ghibah dan fitnah, keduanya merupakan perilaku tercela. Hanya saja yang membedakan adalah benar atau tidaknya apa yang dibicarakan.

Larangan ghibah disebut pada hadits lainnya, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Barang siapa menahan ghibah terhadap saudaranya, maka Allah akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka kelak pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi 1854)

Pada hadits tersebut dijelaskan bahwa mereka yang menjauhi perbuatan ghibah akan dijanjikan Allah keselamatan dari api neraka saat hari kiamat kelak. Sebegitu tercelanya perbuatan ghibah.

Lalu, hadits lainnya juga menjelaskan larangan ghibah dan konsekuensi yang didapatkan saat hari kiamat kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Barang siapa yang menutup aib saudara muslimnya, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa yang mengumbar aib saudara muslimnya, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.” (HR. Ibnu Majah 2536)

Betapa buruknya perilaku ghibah hingga Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW melarang keras perilaku tersebut. Hal ini terlihat jelas dengan larangan ghibah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.

Untuk dari itu detikers, mulai sekarang hindari kebiasaan membicarakan keburukan orang lain terlebih di bulan suci Ramadan ini. Sebab, akibat dari perbuatan tersebut sangatlah berat dan dapat menjerumuskan kita ke dalam neraka.

Advertisements