Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

FKPT NTB Tingkatkan Sinergi Pencegahan Terorisme

Kabarumat.co – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar acara monitoring pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme di Merumatta Senggigi Lombok Barat, Selasa (27/2/2024). Acara ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja FKPT NTB dan menyiapkan konsep program kegiatan satu tahun ke depan.

Acara ini dihadiri oleh Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel (SUS) DR. Harianto, S.PD.,M.PD, Inspektur BNPT Pusat Catur Iman pratignyo, serta perwakilan dari pemerintah daerah, forkopinda, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, pelaku usaha, tokoh media, dan elemen masyarakat lainnya.

Kolonel Harianto mengatakan FKPT NTB merupakan salah satu mitra strategis BNPT dalam mensinergikan semua elemen yang terlibat dengan pendekatan pentahelix, yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan dunia usaha. FKPT NTB berperan dalam mengkolaborasikan segala sesuatu dalam rangka pencegahan paham radikal, ekstremisme, dan terorisme di wilayah NTB.

“Kami tetap berkeyakinan dengan upaya kita bersinergi dengan pendekatan multi pihak, semua pihak memiliki rasa tanggungjawab. Bahwa ini bukan semata-mata menjadi tanggungjawab badan berupa BNPT dan mitras strategis FKPT saja. Namun ini adalah tanggung jawab kita sebagai warga negara Indonesia. Di sini kami sebagai badan menyampaikan pesan inilah negara hadir dalam kebersamaan dengan semua elemen masyarakat,” ujar Kolonel Harianto.

Ia juga menyampaikan tujuh prioritas nasional BNPT yang sudah dikembangkan dan perlu diperkuat, yaitu: Pemberdayaan perempuan, remaja dan anak, Desa damai, sekolah damai, dan kampus kebangsaan, Perlindungan warga negara Indonesia yang terafiliasi dengan FKPTA, Assessment terhadap aparat pemerintah yang berisiko tinggi dan terkait dengan radikalisasi.

“Tujuh prioritas inilah berupaya kami sinergikan melalui forum koordinasi pencegahan terorisme yang berada di provinsi NTB akan mampu kita kuatkan dalam rangka pencegahan paham radikal extremisme dan terorisme. Harapan kami, kita dapat bersenergi dari semua elemen dengan pendekatan pentahelix mampu membuat zero terorisme attack di tahun ini dan keberhasilan ini sekali lagi menjadi tanggungjawab bersama negara hadir bersama BNPT dan FKPT NTB,” tutur Kolonel Harianto.

Sementara itu, Inspektur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Pusat, Catur Iman pratignyo mengingatkan Nusa Tenggara Barat masih menjadi salah satu epicentrum terorisme di Indonesia, khususnya di Pulau Sumbawa, antara Dompu dan Bima. Ia berharap FKPT NTB dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

“Kita juga harus aware bahwa 5 epicentrum terorisme, karena di NTB, khususnya di pulau sumbawa lebih khusus lagi antara dompu dan Bima, kita tahu di sana ditenggarai sebagai pusat keributan, itu yang menjadi keperihatinan bersama, mudah kedepan bisa menjadi lebih baik, dan di pundak BNPT dan FKPT Prov NTB, tugas bersama Sampai menggerakkan masyarakat,” kata Catur.

Ia juga menyebutkan BNPT telah menggelar raknas BNPT yang melibatkan FKPT dan cinta damai di NTB. Ia berharap FKPT NTB dapat ikut serta dalam program-program nasional BNPT dan berkiprah bersama mencegah dan menanggulangi penyebaran ideologi kekerasan berbasis teror di NTB khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.

“Dan untuk berikutnya mudahan jajaran anggota FKPT NTB semakin solid, berkiprah bersama mencegah dan menanggulangi penyebaran ideologi kekerasan berbasis teror di NTB khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya. Tentu Focus Group Discussion, kita berharap bisa menjaring masukkan dari stake holder dari BNPT di provinsi ini, mudahan diskusi yang dilaksanakan menjadi saranan untuk kami menjaring masukan, Kemudian hal apa yang baik diterapkan di NTB ini bisa kita jadikan pembelajaran untuk provinsi lain. Yang kurang di sini itu bisa menjadikan kami mawas diri untuk perbaikan, sehingga kedepannya kerja BNPT itu bisa efektif, efisien dan membawa manfaat untuk rasa aman bagi indonesia dari ancaman terorisme,” ucap Catur.

Advertisements