Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

New Born Muslim: Meningkatnya Spiritualitas pada Kelompok Masyarakat Menengah Ke Atas

New Born Muslim: Meningkatnya Spiritualitas pada Kelompok Masyarakat Menengah Ke Atas

Judul tulisan ini mengacu kepada pengalaman saya, bertemu dengan beberapa kelompok muslim urban yang memiliki spiritualitas tinggi ketika beribadah. Saya menyebutnya dengan new born muslim (Muslim/Muslimah baru lahir), sebab pada beberapa kesempatan, seorang anak bercerita bahwa, selama 5 tahun belakangan ini, orang tuanya sangat aktif sekali pada kegiatan-kegiatan sosial, mengadakan ceramah-ceramah di hotel, serta di cafe.

Tidak hanya itu, mereka justru mendirikan beberapa tempat seperti, cafe, sekolah serta NGO untuk membantu banyak orang. Tujuannya hanya satu, yakni beribadah kepada Allah. Semangat yang digaungkan adalah untuk berdakwah kepada Allah. Apakah ini buruk? Justru semangat seperti ini yang bisa kita pelajari.

Bagi saya, ini juga menjadi alasan ketika, saya memiliki pengalaman menjadi guru les private untuk anak-anak, di Yogyakarta,  saya bertemu dengan orang tua dari kelompok muslim menengah ke atas yang serupa. Semangat yang diusung dalam melakukan kegiatan adalah hal berdakwah. Loyalitas mereka untuk melakukan dakwah sangat luar biasa, yakni dengan menyejahterakan umat melalui pelbagai kegiatan amal. Fakta tersebut juga mengindikasikan bahwa, sanad keilmuan yang tertancap rapi sampai kepada ustaz Felix Shiauw, hingga Ismail Yusanto.

Di beberapa kesempatan lain, cerita seorang teman yakni perihal rasa tidak percaya dirinya untuk bergabung dengan kelompok-kelompok hijrah (red; new born muslim) karena, merk pakaian yang tidak imbang dengan dirinya. Dalam artian, kelompok-kelompok new born muslim ini berasal dari kalangan menengah ke atas.

“Problem mereka bukan galau karena uang, tapi karena tidak tahu uangnya mau diapakan. Mereka haus spiritualitas, akhirnya belajar Islam dengan ustaz-ustaz hijrah itu. Mereka tidak seperti kita, yang galaunya karena besok mau makan apa. Mereka sudah kebanyakan uang. Makanya menyuruh untuk berdakwah, beribadah terus menerus. Karena pada dasarnya cari uang bagi mereka sangat gampang,” ungkapnya.

Kelompok muslim urban sibuk menyejahterakan rakyat

Ketika saya mengamati dari pergerakan yang dilakukan, kelompok new born muslim, sibuk dengan kegiatan untuk menyejaterakan masyarakat. Mereka hadir untuk membantu, menjadi problem solver. Melalui LSM yang didirikan, salah satunya Rumpun Nurani, tujuan utama yang dilakukan adalah sebagai ladang dakwah,

Seperti yang saya sampaikan di atas bahwa, kelompok muslim urban ini memiliki banyak sekali program-program yang menyasar kepada kelompok bawah, mulai dari pengobatan mata gratis, cek Kesehatan berkala, hingga pemberdayaan ibu-ibu yang dilakukan secara massif serta mendapatkan pembinaan secara intensif oleh beberapa pendamping kelompok yang ditunjuk oleh LSM tersebut.

Di Yogyakarta, setidaknya ada dua kabupaten yang sudah terlaksana, yakni Gunung Kidul serta Bantul. Kehadiran mereka untuk kelompok bawah, tentu bukan pada saat mereka memiliki masalah yang diketahui oleh publik. Akan tetapi, program tersebut memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga dakwah yang dilakukan berhasil masuk ke dalam kehidupan masyarakat menengah ke bawah. Lalu, bagaimana dengan kita yang berkoar-koar menolak khilafah?

Kelompok moderat sibuk bicara moderasi beragama

Di beberapa lingkungan yang lain, kita sibuk berbicara tentang moderasi beragama, pluralism, toleransi, serta bahaya terorisme yang terus menyerang negeri kita. Saya sama sekali tidak menyebut bahwa isu tersebut tidak penting. Namun, pernahkah kita berpikir untuk menjadi orang yang banyak harga dengan alasan bisa terjun langsung ke masyarakat agar bisa memberikan bantuan, berbaur dengan masyarakat (red; dakwah), ikut serta membantu menyejahterakan. Dengan begitu, dakwah seperti apapun, bisa diterima dengan sangat baik oleh masyarakat.

Orang-orang muslim, khususnya orang-orang yang mengusung moderasi beragama, untuk menyebarkan islam moderat kepada akar rumput, memiliki role model yang begitu nyata bahwa, salah satu faktor dakwah Rosulullah Saw, adalah harta Sayyidah Khadijah Ra. Tidak hanya itu, Nabi Sulaiman yang terkenal kaya, bisa menjadi model bagi kita semua umat Islam.

Kenyataan semacam ini tidak lain adalah kritik kepada kita semua. Kritik kepada pelbagai ormas yang bergerak sampai ke rumput bahwa, kita perlu ikut serta melebur kepada masyarakat sampai akar rumput. Jika tidak dengan harta, banyak sekali alternatif yang bisa dilakukan, mulai dari tenaga, bahkan kontribusi sekecil apapun. Paling tidak, kita tidak boleh menutup diri bahwa, untuk menyebarkan paham moderat, ajaran-ajaran damai, serta islam nusantara, harus bisa merangkul sampai ke akar rumput. Wallahu a’lam

Advertisements