Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Kronologis Naiknya BBM dan Bahan Pokok di Indonesia, Siapa yang Salah?

Kronologis Naiknya BBM dan Bahan Pokok di Indonesia, Siapa yang Salah?

Konflik Rusia-Ukraina menjadi isu internasional. Konflik ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap “cashflow” perekonomian masyarakat. Terbukti, perekonomian melorot tak terkendali. Harga BBM dan bahan pokok lainnya naik dari biasanya.

Kenaikan BBM dan bahan pokoknya tidak membuat semua masyarakat mengerti kronologisnya. Sehingga, masyarakat menduga semua kenaikan tersebut merupakan kelakuan pemerintah yang tidak “becus”. Pemerintah dituduh telah mencekik rakyat kecil yang serba kekurangan.

Tuduhan demi tuduhan tak henti-hentinya diarahkan kepada pemerintah. Mirisnya lagi, tuduhan ini dibumbui oleh narasi-narasi kebencian yang dikendalikan oleh orang-orang yang benci pemerintah (pihak oposisi), apalagi kelompok radikal yang jelas memusuhi bahkan mengkafirkan pemerintah yang sah.

Pihak oposisi dan kelompok radikal sejatinya sama. Meski, keduanya ada secelah perbedaan. Jika pihak oposisi lebih dominan politiknya. Sedang, kelompok radikal lebih dominan isu keagamaannya. Tapi, keduanya memiliki tujuan yang sama: menurunkan pemerintah yang sah.

Ada banyak isu yang ditebar di tengah masyarakat. Misal, pihak oposisi menaikkan isu “Jokowi 3 Periode”. Padahal, Jokowi sendiri tidak memiliki ambisi yang besar untuk maju ke laga kepresidenan lagi. Rasanya, 2 periode sudah cukup membangun Indonesia. Paling tidak, pembangun ini terlihat dari bersih-bersih atau membubarkan organisasi radikal.

Mendengar isu “Jokowi 3 Periode”, masyarakat yang terprovokasi dengan kenaikan BBM dan bahan pokok asal muasalnya dari pemerintah langsung melakukan demonstrasi besar-besaran untuk menurunkan Jokowi dari meja kepresidenan. Mereka bersikeras Jokowi mundur seperti yang dilakukan Soeharto tempo dulu.

Lebih dari itu, kelompok radikal menambah dengan hasutan yang tidak jelas kepada masyarakat. Masyarakat dibuat marah tak terkendali. Hasutan itu berupa pentingnya menegakkan sistem Khilafah yang tidak kunjung tegak di Indonesia.

Kelompok radikal menuding bahwa kenaikan BBM dan bahan bakar adalah salah satu dari sekian kesalahan terbesar pemerintah karena tidak menggunakan sistem Khilafah. Pemerintah terus dikafirkan atau dituduh orang yang berkhianat terhadap syariat Islam. Lucu, memang!

Kelakuan pihak oposisi dan kelompok radikal tersebut jelas sangat berbahaya terhadap masa depan masyarakat dalam membangun Indonesia. Indonesia akan dibuat runtuh sebab ulah tangan mereka sendiri. Bahkan, persatuan akan tercerai-berai sebab egoisme masing-masing dalam mencari kesalahan, bukan menemukan solusi.

Melihat kenyataan ini, masyarakat tidak perlu panik. Pelajari kronologis kenaikan BBM dan bahan pokok itu. Jika masyarakat tahu, bahwa kenaikan itu penyebab dari konflik Rusia-Ukraina pasti mereka malu menuduh sembarangan terhadap pemerintah.

Pemerintah bagai orangtua bagi rakyatnya. Tidak mungkin orangtua menganiaya anaknya sendiri. Kasih sayang orang jauh lebih besar dibanding dengan kasih sayang anaknya. Maka dari itu, hindari perbuatan yang menfitnah sana-sini terhadap pemerintah. Karena, tindakan semacam itu tidak pantas dilakukan seorang rakyat terhadap pemerintah yang menjadi orangtua mereka.[] Shallallah ala Muhammad.

Advertisements
Khalilullah
Lulusan Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta