Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Iran Tuntut Jaminan AS Tak akan Campakkan Kesepakatan Nuklir Lagi

Iran Tuntut Jaminan AS Tak akan Campakkan Kesepakatan Nuklir Lagi

Amerika Serikat (AS) harus meyakinkan Iran bahwa mereka tidak akan meninggalkan kesepakatan nuklir dengan Teheran lagi jika itu dihidupkan kembali. Tuntutan itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran.

Tak hanya itu, Teheran juga menuntut Washington mencabut sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran.

“Washington harus menjamin tidak ada pemerintahan di Amerika Serikat yang mengolok-olok dunia dan hukum internasional dan tidak mengulangi perilaku ini untuk menarik diri dari perjanjian,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada Senin (8/11/2021).

Khatibzadeh juga menegaskan kembali tuntutan lain ke Gedung Putih. “Mereka harus mencabut sanksi yang menindas dan efektif sepenuhnya,” papar dia.

“Iran tidak akan menghentikan tindakan kompensasinya sampai yakin sanksi AS akan dicabut secara efektif dan dapat diverifikasi dengan jaminan yang diperlukan dan objektif,” tegas juru bicara itu.

Komentar Khatibzadeh muncul setelah negosiator nuklir utama Iran, Ali Bagheri Kani, mengkonfirmasi pekan lalu bahwa diskusi untuk mengubah perjanjian akan dilanjutkan pada 29 November di Wina.

Pembicaraan tentang menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) yang hancur telah terhenti sejak Agustus, ketika Presiden Iran Ebrahim Raisi menjabat.

Pakta tersebut, yang awalnya ditandatangani bersama pada tahun 2015 antara Iran, China, Prancis, Rusia, Inggris, AS, dan Jerman, menawarkan kepada Teheran pencabutan sanksi internasional jika menghentikan program pengembangan nuklirnya.

Namun, Presiden AS saat itu Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian pada 2018 dan memukul Iran dengan sanksi yang melumpuhkan.

Sebagai tanggapan, Teheran mulai meningkatkan pengayaan uraniumnya di atas tingkat yang diizinkan berdasarkan perjanjian tersebut.

Pemerintahan Joe Biden telah menyatakan minatnya kembali ke perjanjian, tetapi enggan mengindahkan tuntutan Iran agar sanksi dicabut terlebih dahulu untuk memungkinkan dimulainya kembali pembicaraan.