Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Hukum Bagi Seorang Penjilat Menurut Islam, Termasuk Golongan Orang Munafik?

Manusia memang tidak ada puasnya, manusia sangat mudah terpancing emosi bahkan cenderung mementingkan egonya, daripada melihat kebaikan yang telah dia dapatkan.

Sebenarnya Manusia pada dasarnya memiliki hati yang baik. tetapi seiring berjalannya kehidupan, manusia sering terpengaruh hal-hal buruk dari kondisi sekitarnya.Dalam lingkungan sosial kerap juga dijumpai seseorang yang memiliki sikap penjilat, alih-alih bersikap ramah namun ternyata memiliki maksud atau tujuan licik dibelakangnya.

Tentunya hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran islam atau sebagaimana Rasulullah SAW selalu memberikan contoh perilaku akhlakul karimah pada umatnya.

Tahukah bahwa, seorang penjilat adalah orang yang tidak akan segan melakukan berbagai cara agar menjadi lebih dekat dengan pihak yang dirasanya akan menguntungkan, misalnya atasan atau orang tertentu.

Berdasarkan dari beberapa sumber, menjilat merupakan sikap memuji orang di hadapannya dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya, adalah sebuah perbuatan yang sangat berbahaya bagi sang penjilat maupun sasarannya.

Bagi yang dijilat, pujian ini bisa menyebabkan dirinya terjatuh dalam ujub bahkan tertipu dengan pujian.

Apalagi dia tentunya menyangka bahwa dirinya begitu baik serta mulia seperti pujian tersebut, padahal pujian itu bukan pujian yang tulus untuknya.

Untuk itu, perlu diketahui khususnya bagi umat muslim bahwa dalam satu hadits disebutkan ada seseorang yang memuji orang lain berlebihan di hadapan orang yang dipuji, maka Rasulullah SAW memperingatkan kepada orang yang memuji itu, sebagaimana berikut:

ويحك قطعت عنق صاحبك قطعت عنق صاحبك مرارا

“Celaka engkau, engkau telah memotong leher saudaramu! Celaka engkau, engkau telah memotong leher saudaramu!” Nabi mengulanginya beberapa kali.

(HR Bukhari & Muslim)

Kemudian, perlu menjadi perhatian terutama bagi sang penjilat ini, perbuatan tersebut sangat berbahaya bagi agamanya. Perbuatan tersebut adalah bagian dari persaksian palsu yang dilarang oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana Allah berfirman:

فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ

“Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah persaksian-persaksian dusta”.

(QS al Hajj: 30)

Penjilat adalah orang yang suka berbuat sesuatu untuk mencari muka (mendapat pujian). Islam, agama yang kami yakini, melarang umatnya menjadi penjilat.

Suka menjilat bukanlah termasuk karakteristik moral seorang mukmin. Penjilat termasuk dalam kategori orang munafik. Penjilat termasuk orang yang paling dibenci Allah.

Oleh karena itu, renungkanlah pula perkataan sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu tentang kondisi orang yang gemar menjilat:إن الرجل ليخرج من بيته ومعه دينه فيلقى الرجل وله إليه حاجة فيقول له: أنت كيت وكيت-يثني عليه-؛ لعله أن يقضي من حاجته شيئاً فيسخط الله عليه، فيرجع وما معه من دينه شيء“Sesungguhnya ada lelaki yang keluar dari rumahnya dan masih memiliki agama, kemudian dia bertemu seseorang yang dia punya keperluan dengannya.

Lelaki ini pun berkata, “Sesungguhnya engkau itu begini dan begitu”, lelaki ini memuji orang tersebut sambil berharap agar mau menolong keperluannya. Maka Allah pun murka kepada lelaki itu, dia pun kembali ke rumahnya dalam keadaan tidak memiliki agama.”

(HR Imam Ahmad dalam al ‘Ilal dan Imam Hakim dalam al Mustadrak).