Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Israel Disebut Dilema Mau Balas Serangan Iran

Kabarumat.co – Rentetan serangan Iran terhadap Israel pada Sabtu (14/4) lalu disebut menyisakan dilema besar bagi Zionis mengenai hasrat untuk membalas Teheran. Sikap ini muncul dari petinggi Israel setelah menghadiri sidang darurat untuk menyikapi konflik Israel vs Iran yang dengan melibatkan beberapa negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (15/4).

Di satu sisi, Israel mesti menahan diri demi mendapatkan simpati internasional. Sementara di sisi lain, Zionis tentu tak bisa tinggal diam untuk merespons dengan tepat serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ini dilanda bimbang akut karena mendapat desakan kuat dari koalisi sayap kanannya untuk menindak keras Teheran. Kabinet perang Israel meminta pemerintah untuk membalas serangan Iran yang melibatkan lebih dari 300 proyektil tersebut.

Menurut dua pejabat Israel yang mengetahui masalah ini, kabinet perang saat ini sedang mendiskusikan waktu dan ruang lingkup balasan meskipun sekutu-sekutu Baratnya sudah mewanti-wanti untuk tidak menanggapi lebih lanjut. Jika Israel balas menyerang Iran, Zionis berisiko tak mendapat lagi dukungan negara-negara Barat.

Dilansir dari CNN, sejumlah analis mengatakan Israel memiliki beberapa opsi, yang masing-masing memiliki ‘harga’ cukup besar mengingat agresi mereka di Jalur Gaza Palestina sejak Oktober yang terus mendapat kecaman.

Menurut pengamat, serangan langsung terhadap Iran akan menjadi preseden lain. Meski Israel selama ini diyakini telah melakukan operasi rahasia di Iran dan menargetkan individu atau fasilitas yang dianggap mengancam keamanan, Israel tak pernah secara langsung melancarkan serangan ke Iran.

“Kami jelas berada dalam fase baru, dan fase yang sangat berbahaya dari konfrontasi Israel-Iran,” kata pengamat Iran di Institute for National Security Studies (INSS) di Tel Aviv, Raz Zimmt.

“Iran tentu saja mencoba mengubah aturan main dengan Israel. Kita mungkin akan melihat lebih banyak serangan langsung di masa depan,” lanjut dia.

Zimmt berujar meski Israel mungkin ‘tersiksa’ karena tak bisa membalas, Zionis kemungkinan besar tak akan melakukan “serangan militer skala penuh secara langsung” terhadap Iran karena Teheran telah bersumpah akan membalas dengan serbuan yang lebih besar dari sebelumnya. “Preferensi di Israel saat ini adalah melanjutkan dan berkonsentrasi untuk mencapai tujuan utama di Gaza, dan bukan untuk membuka front baru,” ucap Zimmt.

Tanggapan serupa juga disampaikan oleh mantan diplomat Israel, Alon Pinkas. Pinkas meyakini Israel tak mungkin membalas serangan Iran secara langsung.

Namun, jika itu terjadi, kata dia, Israel mungkin akan memilih dengan hati-hati target serangannya. Target itu bisa jadi aset militer maupun program nuklir Republik Islam tersebut. “Masing-masing dan setiap orang mewakili tingkat eskalasi yang berbeda,” ujarnya.

Iran menggempur Israel dari berbagai sisi pada Sabtu malam buntut serangan Zionis terhadap gedung kedutaan besar Iran di Damaskus, Suriah, 1 April lalu. Iran mengklaim serangan ini merupakan pembelaan diri.

Serangan yang melibatkan lebih dari 300 proyektil itu berhasil dicegat Israel dengan bantuan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, hingga Yordania. Dalam sidang DK PBB tersebut, Israel hanya dapat memohon kepada DK PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada Iran.

Advertisements